Install Steam
login
|
language
简体中文 (Simplified Chinese)
繁體中文 (Traditional Chinese)
日本語 (Japanese)
한국어 (Korean)
ไทย (Thai)
Български (Bulgarian)
Čeština (Czech)
Dansk (Danish)
Deutsch (German)
Español - España (Spanish - Spain)
Español - Latinoamérica (Spanish - Latin America)
Ελληνικά (Greek)
Français (French)
Italiano (Italian)
Bahasa Indonesia (Indonesian)
Magyar (Hungarian)
Nederlands (Dutch)
Norsk (Norwegian)
Polski (Polish)
Português (Portuguese - Portugal)
Português - Brasil (Portuguese - Brazil)
Română (Romanian)
Русский (Russian)
Suomi (Finnish)
Svenska (Swedish)
Türkçe (Turkish)
Tiếng Việt (Vietnamese)
Українська (Ukrainian)
Report a translation problem
Siang ini jadwal nya Cici datang untuk ngajarin les, dan seperti biasa, gwe udah nungguin cici dengan segala macam pikiran jorok di kepala gwe. Saat itu ada message masuk di chat gwe, Cici bilang dia udah di bawah apartemen, dia minta gwe jemput Cici di lantai bawah, ya udah gwe turun deh ke bawah.
Gwe ketemu Cici dan kita masuk lift bareng, di lift cuma ada kita berdua, keadaan lift memang sering sepi. Gwe ngelirik ke Cici, dan mata gwe liat ke arah dada Cici yang menggoda, ternyata gwe ngeliat puting Cici nonjol dari baju (jaket) yang Cici pake sekarang, dan gwe lnagsung nyeletuk bercanda “Ih, Cici gak pake bra ya?”, Cici jawab sambil bercanda2 sambil lihat ke arah dadanya “Emang keliatan banget ya?”.
Erangan doi udah mulai berubah saat fase ke tiga itu. Mbak ratna kini seperti pasrah mau diapain asal mencapai orgasme. Ini seperti bertolak belakang dengan kehidupan doi sewaktu berbaju. Ane terus meremas pantat doi yang kecil namun empuk. Ane ajak kembali ke kasur untuk mengakhiri sesi pertempuran yang terakhir ini. Badannya sudah menggelinjang dan meremas pinggiran kasur.
- Menjadikan seseorang sering berhalusinasi sehingga tidak bisa membedakan antara dunia nyata dengan dunia anime,
- Keinginan untuk bersosialisasi rendah,
- Mudah terpengaruh budaya luar khususnya Jepang, dan
- Menjadi malas dalam melakukan aktivitas karena hanya terpaku menonton anime saja.
Dari beberapa dampak yang telah dijabarkan, terdapat dampak positif bahkan dampak negatif karena menonton anime. Jadi dapat disimpulkan, bahwasannya menonton anime diperbolehkan jika dalam kadar sewajarnya saja. Penonton perlu pintar dalam memilah dampak dari menonton anime apabila terdapat dampak negatifnya jangan ditiru sebaiknya tirulah dampak positifnya saja. Jadi, semua kembali ke pribadinya masing-masing dalam menanggapi persoalan tersebut.